Makna di Balik Lilin Ulang Tahun: Tradisi, Simbolisme, dan Sejarahnya
Pernah berpikir enggak kenapa ya kalau ulang tahun identik dengan kue dan tiup lilin? Dan mengapa Islam melarang umatnya untuk melakukan tradisi itu?
Seperti yang kita ketahui saat seseorang berulang tahun dia akan diberi kue dengan lilin diatasnya, lalu lilin itu ditiup. Setelah apinya mati, ia disarankan untuk make a wish dan berharap doanya terkabul. Tradisi ini sudah menyebar keseluruh pelosok dunia hingga banyak orang yang sebenarnya tidak tahu dari mana tradisi ini dimulai.
Asal-usul
Tradisi ini diperkirakan bermula dari bangsa Yunani kuno pada periode sekitar abad ke-8 SM hingga 6-SM. Pada masa itu orang-orang Yunani mempersembahkan kue kepada dewi Artemis (dewi bulan dan perburuan) kue tersebut berbentuk bulat seperti bulan dan mereka menambahkan lilin diatasnya sebagai simbol cahaya bulan. Saat lilin ditiup, asap tersebut dipercaya akan membawa doa dan harapan mereka kepada dewa-dewi di langit.
Orang Yunani kuno melakukan persembahan kepada dewi bulan pada hari-hari tertentu yang dianggap sakral, terutama saat festival yang didedikasikan untuknya. Selain itu persembahan juga dilakukan padasaat bulan purnama, karena Artemis dikaitkan dengan bulan dan malam. Mereka percaya malam itu merupakan waktu yang paling mujarab untuk mengirimkan doa dan harapan.
Lalu pada abad ke-18 di Jerman, tradisi ini mulai diataptasi untuk perayaan ulang tahun anak-anak yang dikenal sebagai istilah "Kinderfest." Mereka manaruh lilin diatas kue sesuai dengan jumlah usia, dan anak-anak lalu meniup lilin dilanjutkan dengan membuat permohonan rahasia. Sama dengan tradisi modern yang kita kenal hingga saat ini.
Identik Dengan Kekristenan
Tradisi ini bisa sampai ke Jerman melalui perkembangan budaya dan pengaruh agama di Eropa. Saat kekaisaran Romawi Menyebarkan agama dan praktik budaya Yunani ke berbagai wilayah Eropa, banyak tradisi Yunani yang berbaur dengan budaya setempat, termasuk tradisi perayaan tiup lilin. Proses adaptasi ini kemungkinan juga didorong oleh simbolisme lilin dalam agama kristen. Sebagaimana umat kristen mempercayai bahwa lilin melambangkan cahaya, harapan, dan doa yang diangkat ke surga. Itulah mengapa Islam melarang umatnya untuk melakukan tradisi tiup lilin.
Menyebar ke Seluruh Dunia
Dengan adanya kolonialisme dan imperialisme oleh bangsa Eropa, tradisi tiup lilin ini lambat laun menyebar keseluruh pelosok dunia. Bahkan dilakukan oleh samua ras dan agama tanpa terkecuali, hingga nuansa sakral saat peniupan lilin pun memudar. Alhasil masyarakat modern tidak begitu tertarik untuk mengetahui dari mana datangnya tradisi ini, karena mereka mengira bahwa ini adalah tradisi seluruh umat di dunia.
Di era modern tradisi tiup lilin hanya dilakukan saat ulang tahun saja sebagai rasa syukur atas usia yang diberikan oleh Tuhan. Mereka menganggap bahwa meminta permohonan dihari kelahirannya bisa lebih mujarab.
Masih ada beberapa teori yang berkaitan dengan tradisi tiup lilin, seperti yang berasal dari Mesir kuno dan Romawi, tradisi kekristenan hingga kepercayaan rakyat Eropa abad pertengahan. Namun tradisi Yunani Kuno inilah yang tertua.
Hal terpenting adalah tetap merayakan sesuatu sesuai kaidah agama masing-masing. Mengucapkan syukur atas bertambahnya usia bukanlah hal yang negatif, dan berdoa tidak harus pada hari-hari tertentu. Ketahuilah bahwa Tuhan Maha mendengar.

Komentar
Posting Komentar